Pengurusan islam semester dua
DUA 2012
DIPLOMA SAINS KESETIUSAHAAN.
TAJUK :
Komunikasi verbal dan non-verbal.
NAMA PENSYARAH : ENCIK SUFFIAN BIN MOHD FABILAH
NAMA
|
NO.PENDAFTARAN
|
SITI HAJAR BINTI JAMIAN
|
25DSK15F1007
|
SITI MARDHINAH BINTI ADAM
|
25DSK15F1031
|
NOOR FARAHIN BINTI ABD.KARIM
|
25DSK15F1005
|
ELMA ELMIRA BINTI MOHTAR
|
25DSK15F1041
|
JABATAN : PERDAGANGAN
PROGRAM : DIPLOMA SAINS KESETIUSAHAAN
SESI : JUN 2015
ISI KANDUNGAN
Penghargaan
Pendahuluan
1.Definisi Komunikasi Verbal
1.1 Komunikasi Lisan
1.2 Komunikasi tertulis
1.3 Media Komunikasi Lisan dan tertulis
1.4 Contoh komunikasi erbal
2. Definisi Komunikasi Non - verbal
2.1 Jenis komunikasi non - verbal
2.2 Fungsi Komunikasi non - verbal
2.3 Tujuan komunikasi non - verbal
2.4 Klasifikasi komunikasi non - verbal
3.Perbezaan komunikasi verbal dan komunikasi non - verbal.
PENUTUP
PENGHARGAAN
Bismillahirahmanirahim..
Alhamdullilah,bersyukur ke atas ilahi dengan limpahan rahmat serta nikmat masa,nyawa tenaga yang dianugerahkan kepada saya dapat juga saya menyiapkan tugasan ini dengan jayanya.
Pertamanya, saya ingin mendedikasikan ucapan penghargaan ini kepada pensyarah tercinta saya, En.Suffian bin Mohd Fabilah kerana dengan tunjuk ajar serta bimbingan daripadanya membuka ruang untuk saya menyiapkan tugasan ini dengan suksesnya.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada ibu bapa saya yang memberi saya pemudahcara untuk menyiapkan kerja kursus ini.Mereka telah memberikan saya segala kemudahan dan sokongan moral yang tidak terhingga sampai saya Berjaya menghabiskan tugasan ini.
Ucapan penghargaan ini juga saya tujukan kepada rakan-rakan yang banyak memberi peringatan terhadap setiap apa yang saya telah alpa. Mereka membantu saya dengan menjawab setiap pertanyaan yang saya uterakan kepada mereka.
Akhir madah, saya mengucapkan terima kasih kepada mereka yang terlibat secara lansung atau sebaliknya dalam pembikinan kerja kursus ini.
Terima kasih.
PENDAHULUAN
Manusia tidak mampu untuk hidup bersendirian. Manusia sentiasa perlu berinteraksi antara satu sama lain. Ia termasuk dalam hubungan yang melibatkan manusia sesama manusia dalam usaha melahirkan kesejahteraan, keharmonian, keadilan dan keselamatan bukan hanya untuk kehidupan dunia tetapi juga mrangkumi akhirat. Seperti bidang-bidang lain samada yang melibatkan politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kemasyarakatan dan seumpamanya, begitulah juga bidang yang melibatkan soal pengurusan. Semuanya melibatkan hubungan secara langsung antara sesama manusia.
Perkembangan teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan teknologi telah mengantarkan umat manusia semakin mudah untuk berhubungan antar satu dengan yang lainnya, Berbagai informasi dan peristiwa yang terjadi dibelahan dunia secara cepat dapat diketahui oleh manusia pada benua yang lain. Era globalisasi yang ditandai dengan semakin majunya teknologi komunikasi juga disebut era informasi.
Terdorong oleh nalurinya sebagai homo sapiens (makhluik berpikir), maka manusia selalu cenderung untuk berpikir dan melakukan perenungan. Kecenderungan tersebut merupakan motivasi yang lahir dari keingina-keinginan untuk menata kehidupan yang lebih baik secara dinamis dalam menyikapi statusnya sebagai makhluk yang mempunyai kecenderungan bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial , manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini kemudian memaksa manusia ingin berkomunikasi.
Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangisannya yang pertama kali saat lahir adalah suatu tansa komunikasi. Dimana dalam kehidupan sehari-hari disadari bahwa komunikasi nerupakan bagian dari kehidupan manusia. Termasuk untuk menjalin hubungan kemanusiaan yang baik dan harmonis antara sesama manusia dibutuhkan saling pengertian antara manusia, dalam hal ini faktor yang paling menentukan nadalh faktor komunikasi.
Terkait dengan permasalahan komunikasi tersebut, pada dasarnya Al-Qur’an sudah menyuguhkan komunikasi yang efektif sebagai sebuah prinsip-prinsip dasar yang baik. Dimana didalamnya akan ditemukan pola komunikasi yang dapat yang dapat diterapkan dalam proses komunikasi modern, seperti qaulan sakila, qaulna karima, qaulna baliga, dan qaulan maisara yang mana prinsip-prinsip ini perlu digali dan dikaji efektivitas penerapannya dalam melakukan komunikasi.
1. DEFINISI KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal terbahagi kepada dua, komunikasi lisan atau oral communication (berbicara dan mendengar , komunikasi tertulis atau written communication (menulis dan membaca).
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol verbal, baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita sadari termasuk kedalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara verbal.
Komunikasi verbal ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
ü Disampaikan secara lisan / bicara atau tulisan
ü Proses komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah
ü Kualitas proses komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal (Herlina, tanpa tahun)
1.1 Komunikasi lisan
Presentasi itu ada dua, ada lisan juga tulisan. Dalam presentasi tulisan, presenter tidak terlihat oleh audiens, jika pada presentasi lisan, audiens melihat presenter.
Kemampuan dan keterampilan menyampaikan informasi secara lisan baik verbal dan nonverbal disebut oral presentation skills. Misalnya pidato, mengajar, wawancara, penyaji dalam seminar dan sebagainya.
Komunikasi Lisan/ Verbal dan Non verbal Komunikasi secara lisan (oral presentation) adalah komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih secara lisan/verbal antara sumber pesan/informasi kepada penerima pesan/informasi. Agar pesan/informasi dapat disampaikan secara baik dan dapat difahami oleh penerima pesan/informasi, sumber pesan memerlukan kemampuan dan keterampilan mengkomunikasikan / mempresentasikan pesan yang akan disampaikan secara lisan. Kemampuan dan keterampilan tersebut dikenal dengan istilah oral presentation skill. Presentation skills ini diperlukan pada saat proses pembelajaran, pelatihan, rapat, seminar, simposium, wawancara dan forum-forum komunikasi yang lain. Dalam komunikasi secara lisan, pesan disampaikan dalam bentuk ucapan melalui mulut/oral dalam bentuk verbal. Dalam hal ini sumber atau selanjutnya disebut presenter akan banyak menggunakan bahasa tubuh (nonverbal) untuk memberikan penegasan, penekanan ucapan dan gaya bicara yang dapat lebih memberikan daya tarik dan menimbulkan atensi terhadap informasi yang sedang disampaikan. Sehingga meningkatkan pemahaman audien terhadap informasi yang disampaikan. Pada prinsipnya seorang presenter dalam proses presentasi melakukan proses pembelajaran, yaitu menjelaskan informasi sejelas-jelasnya kepada audien. Kemampuan utama yang diperlukan oleh presenter dalam pembelajaran secara sukses adalah sebagai berikut.
1) Kemampuan menjelaskan (explainning)
2) Kemampuan menyajikan informasi (presenting information)
3) Kemampuan membangkitkan minat dan perhatian (geting interest)
4) Kemampuan mempersiapkan materi.
Tugas seorang presenter adalah dapat menjelaskan informasi sejelas mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyampaikan informasi dengan jelas dan membuat presentasi menarik bagi audien. Materi bisa disampaikan secara jelas bila tersusun dengan struktur yang baik, sehingga dapat dipresentasikan dengan baik pula. Selanjutnya bagaimana membuat presentasi itu menarik, sehingga audien tertarik untuk mengikuti dengan antusias. Langkah-langkah agar presenter dapat menyajikan presentasi yang menarik adalah using media, varying activities, dan masih banyak lagi.
Komponen prsesentasi lisan ada dua:
1. Presentasi
2. Audiens
Hal pertama yang wajib menjadi dasar dari Oral presentasi ini adalah pengetahuan.
Contoh: jika ingin mempresentasikan tentang harga kenaikan BBM, maka kita harus tahu betul tentang Harga Kenaikan BBM tersebut.
Mempunyai hubungan pada audiens, mengenali karakteristik mereka, kebutuhan, umur, gender, etnik, bahasa, budaya dan sebagainya.
Contoh: jika kita ingin mempresentasikan suatu bahayanya penyakit malaria, di suatu daerah terpencil misalnya baduy, yang notabene berbahasa Sunda, maka presenter haruslah bisa berbahasa sunda.
Harus mengerti audiens, contoh: kata-kata kedokteran yang sudah menjadi jargonmereka, tidak akan langsung dimengerti oleh audiens seluruhnya, terkecuali memang ahli kesehatan semua, jika presentasi penyuluhan ke masyarakat? Bagaimana?
Seorang yang hebat di bidang oral presentation atau presentasi lisan bagaimanapun harus mempunyai planning, termasuk mengenali satu orang dari audiens.
Harus mampu mengerti human communication skill, yaitu seperti bagaimana kita menanggapi respons audiens, bagaimana agar audiens bisa terhibur, bagaimana presenter bisa menjadi humoris tanpa menyita banyak waktu, dan sebagainya.
Cara lain presentasi bisa beragam, dengan mengenalkan salah satu audiens atau bisa saja menggunakan media lain, dikarenakan suatu media akan menjadi idea tau inspirasi, dan ingat “one picture is worth a thousand words’’.
Presentasi yang sukses itu ditandai dengan adanya reaksi audiens yang semakin tinggi.
Adapun cara-cara dasar presenter mempersiapkan diri waktu akan Oral Presentation yaitu seperti:
· Apakah presenter tahu tentang audiensnya?
· Apa yang akan dilakukan jika catatan presenter hilang?
· Apakah presenter harus berbicara cepat atau pelan-pelan saja?
· Bagaimana saya yakin bahwa audiens bisa mengerti semua presentasi presenter yang disampaikan?
· Kapan kita memulai presentasi ketika audiens masih sibuk mengerjakan kesibukannya masing-masing, seperti mengobrol dll.
· Bagaimana memerintah agar audiens tidak rebut atau gaduh sebelum ada waktu bertanya.Apa yang akan dilakukan jika projektor tidak bisa bekerja?
· Bagaimana jika presenter lupa poin-poin yang akan disampaikan? Dan masih banyak lagi.
Jika itu semua dibutuhkan maka satu-satunya cara adalah dengan mengadakan survey, jika memungkinkan minta pendapat mereka atau audiens apakah ide yang akan dipresentasikan itu menarik atau sebaliknya.
1.2 Komunikasi Tertulis
Komunikasi Tertulis adalah komunikasi yang dilakukan melalui tulisan sepertia yang dilakukan dalam surat menyurat melalui pos, telegram, telexaf, fax, e-mail dan sebagainya. Dalam dunia bisnis dapat dijumpai berbagai macam contoh komunikasi verbal, misalnya :
– membuat dan mengirim surat teguran kepada nasabah yang menunggak pembayarannya.
– membuat dan mengirim surat penawaran harga barang kepada pihak lain.
– membuat dan mengirim surat konfirmasi barang kepadsa pelanggan.
– membuat dan mengirim surat pemesanan barang (order) kepada pihak lain.
– membuat dan mengirimi surat vaduan (claim) kepada pihak lain.
– membuat dan mengirim surat permintaan barang kepada pihak lain.
– membuat dan mengirim surat penolakan kerja
Komunikasi tertulis dilakukan baik antara individu dan bagian dalam struktur organisasi peusahaan maupun dengan pihak ketiga. Menurut Bovee dan Thill (1989) dalam penyampaian pesan secara tertulis, mempunyai keuntungan yang sangat besar iaitu :
a) Adanya peluang untuk mengontrol pesan.
b) Isi pesan yang disampaikan dapat memuat informasi yang sangat kompleks dan memerlukan uraian sangat detail.
c) Pesan yang disampaikan dapat didokumentasikan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk rujukan pada masa mendatang.
d) Pesan dapat disebabkan secara luas, ketika khalayak yang ingin dijangkau sangat besar dan terpisah secara geografis.
Komunikasi tertulis dapat dipilih bilamana :
1. Pesan atau subjek yang ingin disampaikan cukup banyak dan komplek, memerlukan penjelasan yang panjang lebar, memerlukan visualisasi pesan dalam bentuk angka-angka, grafik, gambar, data statistik.
2. Penerima pesan terpisah jarak jauh dengan pemberi pesan.
3. Memerlukan laporan, data atau dokumen tertulis untuk arsip.
3. Tidak dibutuhkan tanggapan cepat dari penerima pesan.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi tertulis secara efektif adalah:
Menciptakan suasana yang menguntungkan.
Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
Berbicara tentang minat atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan bahwa minat akan timbul bilamana ada unsur-unsur sebagai berikut :
Tersedianya suatu hal yang menarik minat.
Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.
Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksudkan.
1.3 Media Komunikasi lisan dan tertulis.
Media komunikasi adalah suatu alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti telinga dan mata. Media juga merupakan jendela yang memungkinkan kita untuk dapat melihat lingkungan yang lebih jauh, sebagai penafsir yang membantu memahami pengalaman, Sebagai landasan penyampai informasi, Sebagai komunikasi interaktif yang meliputi opini audiens, Sebagai penanda pemberi intruksi atau petunjuk , Sebagai penyaring atau pembagi pengalaman dan fokus terhadap orang lain, cermin yang merefleksikan diri kita dan penghalang yang menutupi kebenaran. Media komunikasi juga dijelaskan sebagai sebuah sarana yang dipergunakan sebagai memproduksi, reproduksi, mengolah dan mendistribusikan untuk menyampaikan sebuah informasi. Media komunikasi sangat berperan penting bagi kehidupan masyarakat. Secara sederhana, sebuah media komunikasi adalah sebuah perantara dalam menyampaikan sebuah informasi dari komunikator kepada komunikasi yang bertujuan lebih efisien dalam menyebarkan informasi atau pesan. Komunikasi merupakan bentuk percakapan yang berlangsung atas dasar persamaan persepsi. Komunikasi dalam bahasa inggris “communication” berasal dari kata bahasa latin “communicatio” dan berasal dari kata communis yang berarti sama.
1.4 Contoh komunikasi verbal
KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan percakapan/penyampaian informasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Berikut adalah contoh komunikasi verbal:
1. Berbicara dengan seseorang atau kelompok orang
2. Mendengarkan radio
3. Membaca buku, majalah dan novel,
4. Menulis surat lamaran, surat perjanjian jual beli, brosur, dll.
5. Berpidato dihadapan orang banyak
Selain itu juga, komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
2. DEFINISI KOMUNIKASI NON - VERBAL.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi di mana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
2.1 Jenis Komunikasi non - verbal
a. Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
b. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau mengendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
c. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
d. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
e. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
2.2 Fungsi Komunikasi non - verbal.
Fungsi pertama : Repetisi
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya, Anda menganggukkan kepala ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala ketika mengatakan "Tidak," atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.
Fungsi Kedua : Subtitusi
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara Anda bisa berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang pengamen mendatangi Anda kemudian tanpa mengucapkan sepatah katapun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak").
Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.
Fungsi Ketiga : Kontradiksi
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan verbal . Misalnya, Anda memuji prestasi teman sambil mencibirkan bibir.
Fungsi Keempat : Aksentuasi
Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. Isyarat nonverball tersebut disebut affect display.
Fungsi Kelima : Komplemen
Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat kuliah akan berakhir, Anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen segera menutup kuliahnya.
2.3 Tujuan Komunikasi non - verbal
komunikasi non verbal sering sekali berkaitan erat dengan komunikasi lisan (ucapan). Seringkali terjadi penggabungan antara komunikasi lisan dan komunikasi non verbal dalam suatu situasi tertentu. Kata-kata yang diucapkan dalam suatu percakapan hanya membawa sebagian dari suatu pesan.
Sedangkan bagian lainnya, disampaikan melalui tanda-tanda non verbal.
Bayangkan orang yang sedang sangat marah, selain mengungkapkan
kemarahan melalui ucapan yang tajam, seringkali disertai muka merah, mata
melotot sampai telunjuk menunjuk-nunjuk.
Komunikasi non – verbal mempunyai beberapa tujuan, diantaranya:
1) Menyediakan/memberikan informasi.
2) Mengatur alur suara percakapan.
3) Mengekspresikan emosi.
4) Memberikan sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan
pesan-pesan verbal .
1) Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
2) Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya mengajari suatu permainan olah raga tertentu, antara lain memperagakan cara berenang yang baik, memperagakan bagaimana mengayunkan raket bulu tangkisatau tennis, dan lain-lain.
Relevansi komunikasi non- verbal dalam dunia bisnis antara lain dapat membantu menentukan kredibilitas dan potensi kepemimpinan seseorang. Jika seseorang dapat belajar mengelola pesan yang dibuat dengan tanda-tanda, misalnya intonasi suara, ekspresi wajah, gerak tubuh, penampilan, dan lain-lain, maka ia akan non -verbal dapat melakukan komunikasinya dengan baik.
Seorang manajer haruslah menjadi seorang komunikator yang baik, baik secara
Verbal maupun non- verbal . Ia harus memahami bagaimana menyempaikan pesan-pesan bisnis kepada bawahannya, atasan, supplier, mitra perusahaan, konsumen/klien dan lain-lain. Jika seseorang dapat belajar membaca tanda-tanda non- verbal yang disampaikan orang lain, maka ia akan dapat menafsirkan maksud pesan secara tepat dan akurat. Oleh karena itu, saat berhubungan dengan bawahan, atasan, pemasok atau pelanggan/klien perhatikan tanda-tanda non verbal mereka disamping mendengar mereka. Jika seorang pelanggan atau klien merasa kecewa atau senang dengan pelayanan komunikasi verbal
perusahaan, maka tanda-tanda non- verbal mereka akan menunjukkan sikap seperti itu. Misalnya saat mereka mengatakan terima kasih atas pelayanan kita, konsumen yang benar-benar puas mungkin akan menunjukkan mukanya yang berseri-seri atau bersahabat, dengan tatapan mata yang berbinar-binar. Namun jika pelanggan mengatakan terima kasih sambil memalingkan muka, dengan muka yang masam, mungkin ucapan terima kasih-nya itu hanya basa-basi belaka.
2.4 Klasifikasi komunikasi non-verbal
Komunikasi non verbal belum memiliki kesepakatan yang sama yang dipegang teguh oleh para ahli, namun menurut Duncan komunikasi non verbal dibagi jadi 6 jenis, yakni:
Kinesik atau gerak tubuh
Paralinguistic atau suara
Proksemik atau penggunaan jarak dan ruang sosial
Olfaksi atau penciuman
Sentitifitas kulit
Artifaktual seperti pakaian dan kosmetik
3. PERBEZAAN ANTARA KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON-VERBAL.
Untuk memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non verbal, kita dapat melihat label mengenai Jenis-jenis komunikasi berikut ini :
Vokal
Nonvokal
Komunikasi verbal
Bahasa Lisan (spoken words)
Bahasa Tertulis (written words)
Komunikasi nonverbal
Nada Suara (tone of voice). desah (sighs), jeritan (screams), kualitas vokal (vocal quality)
Isyarat (gesture) gerakan (movement) penampilan (appearance), ekspresi wajah (facial expression)
Sumber : Ronald B. Adler, George Rodman, Understanding Human Communica tion, Second Edition, hal.96
Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti. kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan- perbedaan. Dalam pemikiran Don Stacks dan kawan-kawan, ada tiga perbedaan utama di antara keduanya yaitu kesengajaan pesan (the intentionality of the message), tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or message), dan pemrosesan mekanisme (processing mechanism). Kita mencoba untuk menguraikannya satu per satu. (Anonim, Tanpa tahun) :
a. Kesengajaan (intentinolity) Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah persepsi mengenai niat (intent).
Pada umumnya niat ini menjadi lebih penting ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal. Michael Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalau pesan tersebut
1) dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan
2) diterima oleh penerima secara sengaja pula
Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. atau intent tersebut. Persepsi sederhana mengenai niat ini oleh seorang penerima sudah cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal. Sebab, komunikasi nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus apabila dibandingkan dengan komunikasi verbal. Selain itu, komunikasi nonverbal mengarah pada norma-norma yang berlaku, sementara niat atau intent tidak terdefinisikan dengan jelas. Misalnya, norma-norma untuk penampilan fisik. Kita semua berpakaian, namun berapa Bering kita dengan sengaja berpakaian untuk sebuah situasi tertentu? Berapa kali seorang teman memberi komentar terhadap penampilan kita? Persepsi receiver mengenai niat ini sudah cukup untuk memenuhi persyaratan guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.
Perbedaan perbedaan simbolik (symbolic differences)
Kadang-kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa dampak simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu `pesan’ oleh orang lain (misalnya berpakaian dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita).
Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantarai (mediated form of communication). Dalam arti kita mencoba mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-kata yang kita gunakan adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus ‘dibagi’ (shared) di antara orang-orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Sebaliknya, komunikasi nonverbal lebih alami, isi beroperasi sebagai norma dan perilaku yang didasarkan pada norma. Mehrabian menjelaskan bahwa komunikasi verbal dipandang lebih eksplisit dibanding bahasa nonverbal yang bersifat implisit. Artinya, isyarat-isyarat verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat aturan-aturan sintaksis (kalimat), namun hanya ada penjelasan yang samar-samar dan informal mengenai signifikansi beragam perilaku nonverbal.
Mengakhiri bahasan mengenai perbedaan simbolik ini, kita mencoba untuk melihat ketidaksamaan antara tanda (sign) dengan lambang (symbol). Tanda adalah sebuah representasi alami dari suatu kejadian atau tindakan. la adalah apa yang kita lihat atau rasakan. Sedangkan lambang merupakan sesuatu yang ditempatkan pada sesuatu yang lain. Lambang merepresentasikan tanda melalui abstraksi. Contoh, tanda dari sebuah kursi adalah kursi itu sendiri, sedangkan lambang adalah bagaimana kita menjelaskan kursi tersebut melalui abstraksi. Dengan perkataan lain, apa yang secara fisik menarik bagi kita adalah tanda (sign) dan bagaimana menciptakan perbedaan yang berubah-ubah untuk menunjukkan derajat ketertarikan tersebut adalah lambang (symbol). Komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal, dalam arti is dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah-ubah, sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami seperti perasaan atau emosi.
c. Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)
Perbezaan ketiga antara komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan bagaimana kita memproses informasi. Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan perilaku- perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis (perilaku yang dipelajari dan perilaku sosial).
Satu perbezaan utama dalam pemprosesan adalah dalam informasi pada setiap belahan otak. Secara tipikal, belahan otak sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak berkesinambungan dan berubah-ubah, sementara belahan otak sebelah kanan, tipe informasinya Iebih berkesinambungan dan alami (pada uraian di bawah, Malandro dan Barker juga menjelaskan mengenai hal ini).
Berdasarkan pada perbedaan tersebut, pesan-pesan verbal dan nonverbal berbeda dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi nonverbal kurang terstruktur. Aturan-aturan yang ada ketika kita berkomunikasi secara nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis. Komunikasi nonverbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung. Tidak seperti komunikasi verbal, bahasa nonverbal tidak bisa mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa mendatang. Selain itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah pemahaman mengenai konteks di mana interaksi tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.
Perbedaan lain tentang komunikasi verbal dan nonverbal dapat dilihat dari dimensi-dimensi yang dimiliki keduanya. Gagasan ini dicetuskan oleh Malandro dan Barker seperti yang dikutip dalam buku Komunikasi Antar Budaya tulisan Dra. Ilya Sunarwinadi, M.A.:
Struktur >< Nonstruktur
Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai hukum atau aturan-aturan tata bahasa. Dalam komunikasi nonverbal hampir tidak ada atau tidak ada sama sekali struktur formal yang mengarahkan komunikasi. Kebanyakan komunikasi nonverbal terjadi secara tidak disadari, tanpa urut-urutan kejadian, yang dapat diramalkan sebelumnya. Tanpa pola yang jelas, perilaku nonverbal yang sama dapat memberi arti yang berbeda pada saat yang berlainan.
Linguistik >< Nonlinguistik
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari anal usul, struktur, sejarah, variasi regional dan ciri-ciri fonetik dari bahasa. Dengan kata lain, linguistik mempelajari macam-macam segi bahasa verbal, yaitu suatu sistem dari lambang-lambang yang sudah diatur pemberian maknanya. Sebaliknya. pada komunikasi nonverbal, karena tidak adanya struktur khusus, maka sulit untuk memberi makna pada lambang. Belum ada sistem bahasa nonverbal yang didokumentasikan, walaupun ada usaha untuk memberikan arti khusus pada ekspresi-ekspresi wajah tertentu. Beberapa teori mungkin akan memberikan pengecualian pada bahasa kaum tuna-rungu yang berlaku universal, sekalipun ada juga lambang-lambangnya yang bersifat unik.
Sinambung (continuous) >< Tidak Sinambung
(discontinuous) Komunikasi nonverbal dianggap bersifat sinambung, sementara komunikasi verbal didasarkan pada unit-unit yang terputus-putus. Komunikasi nonverbal baru berhenti bila orang yang terlibat di dalamnya meninggalkan suatu tempat. Tetapi selama tubuh, wajah dan kehadiran kita masih dapat dipersepsikan oleh orang lain atau diri kita sendiri, berarti komunikasi nonverbal dapat terjadi. Tidak sama halnya dengan kata-kata dan simbol dalam komunikasi verbal yang mempunyai titik awal dan akhir yang pasti.
Dipelajari ><Didapat
secara Ilmiah Jarang sekali individu yang diajarkan cara untuk berkomunikasi secara nonverbal. Biasanya is hanya mengamati dan mengalaminya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa manusia lahir dengan naluri-naluri dasar nonverbal. Sebaliknya komunikasi verbal adalah sesuatu yang harus dipelajari.
Pemrosesan dalam Bagian Otak sebelah Kiri >< Pemrosesan dalam Bagian Otak sebelah Kanan
Pendekatan neurofisiologik melihat perbedaan dalam pemrosesan stimuli verbal dan nonverbal pada diri manusia. Pendekatan ini menjelaskan bagaimana kebanyakan stimuli nonverbal diproses dalam bahagian otak.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
No comments:
Post a Comment